"Full Day School” Istilah Menyesatkan

Muhadjir Effendy
Gameseducationary – Baru – baru ini dunia pendidikan dihebohkan dengan wacana Mendikbud mengenai pengimplementasian program penambahan jam belajar atau disebut co - kurikuler. Penerapan co-kurikuler dimaksud agar tersedia waktu ekstra untuk pengembangan karakter dan pengetahuan siswa melalui kegiatan di luar kelas.

Ini sekaligus merupakan respon Mendikbud mengenai berkembangnya stigma full day school atau seharian penuh berada disekolah. Menurutnya istilah full day school adalah istilah yang menyesatkan karena apa yang akan diinisiasikan yaitu co-kurikuler berbeda dengan full day school. Muhadjir menekankan bahwa co-kurikuler sesuai dengan isi Nawacita Presiden Joko Widodo.

Menurutnya, presentase pendidikan dan pengetahuan yang diterima siswa dalam program ini terbagi atas dua hal. Bagi Siswa sekolah dasar porsi pendidikan karakter sebanyak 70 persen sedangkan porsi untuk pengembangan pengetahuan sebanyak 30 persen.

Namun itu semua baru sebatas gagasan dan masih melalui pengkajian yang harus mendapat respon dan kritik masyarakat sebelum benar – benar di implementasikan.

Muhadjir mengapresiasi masyarakat sebagai indikator tepat atau tidaknya program ini dijalankan. Dengan masifnya kritik dari masyarkat, maka program ini akan teruji terlihat dari pro dan kontranya kritik tersebut.
Saat ini Kemendikbud tengah menjalani kajian menyeluruh dengan melibatkan pakar/ahli pendidikan dan pakar psikologi.

Setelah melewati proses pengkajian, hasilnya akan disampaikan kembali kepada Presiden Jokowi.
Jika dinilai tidak cocok, maka Kemendikbud akan mencari program alternatif yang sesuai dengan Nawacita.

Sumber: Kompas


Comments

Popular Posts